Proses Ganti Kulit Jangkrik yang Rentan Kanibalisme (Moulting makes canibalism on crickets)
Sebagaimana umumnya serangga, jangkrik juga mengalami proses ganti kulit. Mulai dari menetas sampai panen jangkrik bisa mengalami 7-9 kali ganti kulit. Proses pergantian kulit itu biasa disebut ecdysis atau moulting dan sisa kulit yang terkelupas disebut exuviae. Selama pertumbuhan berlangsung akan mengalami beberapa kali pergantian kulit dan bentuk serangga antara dua masa pergantian kulit tersebut disebut instar.
Untuk jangkrik, pergantian kulitnya bukanlah metamorfosis sempurna. pergantian kulit pada jangkrik ini biasa disebut Paurometabola atau tipe metamorfose sederhana Dalam metamorfose ini bentuk serangga yang belum dewasa menyerupai bentuk dewasa dan pada bentuk mudanya beberapa alat tambahan seperti sayap belum berkembang sempurna. Dalam metamorfose ini terjadi perubahan bentuk : Telur ---> Nymfa ---> Dewasa (imago). Tipe metamorfose ini dijumpai pada serangga dari ordo Orthoptera, Hemiptera, Homoptera, Isoptera, dan Thysanoptera.
Secara ringkas, proses moulting melalui empat tahap yaitu: proecdysis, ecdysis, metcdysis dan intramoulting.
1. Proecdysis
Proecdysis merupakan tahap persiapan moulting. Pada tahap ini sel-sel epidermis jangkrik memisahkan diri dari kutikel tua, dan mulai menyiapkan diri membentuk kerangka luar baru. Kalsium diserap dari kerangka lama dan disimpan dalam gastrolith. Jangkrik akan berhenti makan pada tahap ini. Kebutuhan energi selanjutnya selanjutnya diambil alih oleh hepatopancreas yang akan menyuplai energi selama moulting berlangsung.
2. Ecdysis
Tahap ini merupakan tahap pelepasan diri dari kerangka lama. Pada saat baru keluar, kutikel jangkrik dalam keadaan masih lunak. Pada fase ini terjadi penyerapan air secara cepat oleh tubuh jangkrik.
Merupakan fase antar moulting. Pada saat kerangka luar dan pertumbuhan jaringan nyaris selesai, jangkrik mulai mengubah metabolismenya dari untuk keperluan pertumbuhan ke pemenuhan cadangan energi untuk disimpan dalam hepatopankreas. Cadangan ini diperlukan jangkrik untuk moulting berikutnya.
![]() |
proses moulting |
Selama proses moulting, jangkrik
cenderung tidak aktif dan berdiam diri dalam lubang persembunyiannya. Kalaupun
bergerak akan lamban. Kulit jangkrik akan tampak keruh dimana hal ini adalah
hal yang wajar.
Setelah proses moulting selesai, kulit jangkrik akan lunak dan perlu beberapa
lama untuk menjadi keras kembali sehingga jangkrik nyaris tidak mempunyai
perlindungan apapun terhadap musuh ataupun dari serangan jangkrik lainnya. Jangkrik
memerlukan tempat persembunyian yang aman agar bisa terlindung dari serangan jangkrik
atau hewan lain. Setelah itu mereka akan aktif dan makan lebih banyak. Selama
masa pertumbuhan kulitnya jangkrik memerlukan kalsium yang cukup.Secara ringkas, proses moulting melalui empat tahap yaitu: proecdysis, ecdysis, metcdysis dan intramoulting.
1. Proecdysis
Proecdysis merupakan tahap persiapan moulting. Pada tahap ini sel-sel epidermis jangkrik memisahkan diri dari kutikel tua, dan mulai menyiapkan diri membentuk kerangka luar baru. Kalsium diserap dari kerangka lama dan disimpan dalam gastrolith. Jangkrik akan berhenti makan pada tahap ini. Kebutuhan energi selanjutnya selanjutnya diambil alih oleh hepatopancreas yang akan menyuplai energi selama moulting berlangsung.
2. Ecdysis
Tahap ini merupakan tahap pelepasan diri dari kerangka lama. Pada saat baru keluar, kutikel jangkrik dalam keadaan masih lunak. Pada fase ini terjadi penyerapan air secara cepat oleh tubuh jangkrik.
3. Metecdysis
Dalam tahap ini terjadi pemindahan mineral kalsium dari kalsium ke kutikel
barunya sebagai bahan kerangka luar. Endokutikel juga terbentuk dan pada fase
ini jangkrik sudah mulai makan. Pembentukan jaringan terjadi disertai dengan
peningkatan sintesis protein dari DNA. Jaringan mulai menggantikan air yang
diserap pada fase sebelumnya.
4. Intermoulting
Merupakan fase antar moulting. Pada saat kerangka luar dan pertumbuhan jaringan nyaris selesai, jangkrik mulai mengubah metabolismenya dari untuk keperluan pertumbuhan ke pemenuhan cadangan energi untuk disimpan dalam hepatopankreas. Cadangan ini diperlukan jangkrik untuk moulting berikutnya.
yang perlu diperhatikan ketika jangkrik berganti kulit adalah proses ini merupakan proses yang amat kritis dalam fase kehidupan jangkrik. hampir 30% kematian jangkrik ada pada tahap ini. Kematian biasa terjadi akibat gagal moulting, infeksi patogen dan kanibalisme.
Perhatikan asupan makanan untuk jangkrik yang dalam proses berganti kulit. Apabila pakan selalu tersedia, jangkrik yang belum mengalami moulting tidak akan memakan jangkrik lainnya. Selain itu sebaiknya menetaskan telur jangkrik yang seumur, janganlah menetaskan telur jangkrik yang selisih umur. Apabila telur jangkrik menetas serempak, maka proses moultingnya nanti juga akan serempak, sehingga akan mengurangi tingkat kanibalismenya.
terimakasih.
1 comment for "Proses Ganti Kulit Jangkrik yang Rentan Kanibalisme (Moulting makes canibalism on crickets)"