CRICKET PARALYSIS VIRUS (CPV) MOMOK MENAKUTKAN BAGI PARA PETERNAK JANGKRIK.
(Share artikel ini bila bermanfaat)
Gejala jangkrik terkena Virus kelumpuhan (Cricket paralysis Virus CPV) :
Jangkrik akan terbalik tiba-tiba, kejang-kejang, lumpuh, dan kemudian mati.
Umur jangkrik yang rentan terinfeksi virus ini adalah ketika melewati tahap larva muda atau hampir tumbuh sayap sempurna.
Jangkrik mati perlahan-lahan, sedikit demi sedikit selama beberapa hari, meskipun mereka muncul keluar terlihat sehat, bisa saja mereka tiba2 terbalik, terlentang dan tidak bisa bangun, kaki belakang kejang-kejang beberapa jam kemudian akan mati. Jangkrik yang teramati diam dan lemas akhirnya juga akan mengalami kematian massal.
Cricket Paralysis Virus (selanjutnya akan kami sebut Virus atau CPV) merupakan penyakit serangga yang mematikan dan menjadi momok bagi para peternak jangkrik di seluruh dunia.
Virus ini merupakan virus RNA yang pertama kali ditemukan di beberapa spesies jangkrik Australia beberapa tahun lalu. Sejak itu, telah ada lebih banyak strain "CPV" diamati pada berbagai spesies jangkrik. Infeksi terbaru adalah jenis yang berbeda dari virus dari CPV asli yang mungkin merupakan hasil dari perkembangan mutasi gen virus aslinya.
Wabah terbaru terjadi pertama di jangkrik lokal Eropa, dan kemudian menyebar ke Amerika Serikat dan Kanada. Pada tahun 2002, peternakan jangkrik dan serangga pkan reptil di eropa dan kanada mengalami Wipeout, bencana kematian massal jangkrik. Kemudian, pada tahun 2010, virus mulai menghancurkan populasi jangkrik di peternakan seluruh Amerika Utara.
CPV terindikasi menular dan menyebabkan kematian pada satu spesies jangkrik yaitu spesies Acheta domesticus. Sayangnya, pada saat virus itu melanda amerika dan eropa, semua peternakan disana sedang mengembangkan jenis jangkrik Acheta Domesticus yang rentan tertular virus ini.
Banyak peternak menjadi bangkrut karena seluruh populasi jangkriknya mati dalam waktu sekejap, mereka dipaksa gulung tikar lebih awal. 5 dari 10 peternakan besar di Amerika terpaksa menutup usahanya. .
Menurut sebuah artikel di Kalamazoo Gazette, Bob Eldredge dari Top Hat Cricket mengatakan:
"Virus ini menyebar di peternakan kami seperti tidak pernah kita lihat sebelumnya ... Kami melihat jangkrik mati di mana-mana dalam hitungan minggu. Kami telah membuang setidaknya 30 ton jangkrik siap panen, sia-sia"
Top Hat Cricket menutup toko pada tahun 2010 setelah mencoba untuk melawan virus tanpa keberhasilan. Mereka memutuskan untuk membangun kembali bisnis dengan beralih ke spesies yang berbeda dari jangkrik. Bagian yang sulit untuk beralih ke spesies baru adalah bahwa AS membutuhkan persetujuan dan pencapaian izin. Juga, sebelum virus ini tersebar secara masiv, Acheta domesticus adalah satu-satunya jenis jangkrik yang disetujui oleh badan kesehatan hewan amerika serikat untuk ditangkar dan dikembangbiakkan secara massal. Sebagai respon terhadap kehancuran yang diakibatkan virus ini, petani jangkrik amerika akhirnya menerima izin untuk mengembang biakkan dan menjual Gryllus assimilis, yang merupakan jenis jangkrik coklat, sangat mirip dengan jangkrik rumah populer, tapi yang kebal terhadap densovirus tersebut.
Pada bulan Agustus 2011, Top Hat memperoleh izin komersial mereka untuk memulai peternakan mereka. Situs web mereka menyatakan bahwa mereka akan memulai memproduksi jangkrik dan berjualan jangkrik hidup lagi di musim panas 2012.
Jika ada bencana penyebaran virus jangkrik kembali, itu semua akan memberikan pelajaran yang sangat penting pada kita. Kita harus siap, siap untuk beradaptasi dan tidak terlalu bergantung kepada salah satu cara pencegahan dan pengobatannya. Petani harus menyadari dan menemukan jenis jangkrik baru yang tahan terhadap virus ini kemudian mengembangbiakkannya. Pemilik hewan peliharaan dan toko atau kios penjual serangga pakan burung juga harus mulai belajar beternak serangga sebagai pasokan kebutuhan langganan mereka sendiri, untuk mengatasi kelangkaan pasokan dari peternak serangga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap jangkrik dari peternakan mereka.
(Diolah dari berbagai sumber)
Post a Comment for "CRICKET PARALYSIS VIRUS (CPV) MOMOK MENAKUTKAN BAGI PARA PETERNAK JANGKRIK."